PANYABUNGAN (Mandailing Pos) – Kemarau panjang yang melanda menyebabkan produksi kakao di Mandailing Natal (Madina) menurun sekitar 40 hingga 50 persen.
Kamarau panjang menyebabkan kandungan air di tanah berkurang penyebab jumlah resapan akar tanaman menurun. Dampaknya banyak bunga kakao berguguran. Buah yang jadi pun tak semuanya berhasil mencapai masa panen kaena mengalami situasi kering buah.
“Karena minimnya serapan air yang diterima oleh pohon kakao, sehingga terjadi gugur bunga, buah menjadi kering berdampak terhadap penurunan produksi mencapai 50 persen,” ungkap Hasan Nasution (55) petani kakao di Panyabungan Barat, Sabtu (15/3/2014).
Penurunan produksi kakao ini berbanding balik dengan harga kakao saat ini yang justru mengalami kenaikan.
“Harga penjualan kita memang naik, saat ini mencapai 30.000 per kilo,” Zainuddin (44) petani lain di Panyabungan Barat.
Sementara itu, Yasir Lubis SP, Kasi Perkebunan Dinas Kehutanan Perkebunan Madina menjelaskan dampak kemarau panjang sangat terasa pada penurunan hasil produksi kakao di Madina.
“Dari pantau kita dan laporan dari kelompok tani, penurunan produksi mencapai 40 – 50 %, hal ini akibat kurangnya air untuk diserap tanaman, makanya kita sarankan kepada petani untuk melakukan penyiraman, sehingga pertumbuhan untuk buah menjadi bagus,” ucapnya.
Peliput : Maradotang Pulungan
Editor : Dahlan Batubara