PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Polemik kehadiran Indomart di Panyabungan, Mandailing Natal (Madina) berujung munculnya kebijakan pemkab menyegel toko Indomart di Jalan Willem Iskander, Sipolu-polu Panyabungan, Jum’at pekan lalu.
Alasan penyegelan itu akibat pihak PT Indomarco Prismatama selaku pengelola Indomart belum mampu memenuhi berbagai item persyaratan izin operasionalnya di Panyabungan.
Lalu bagaimana dampak negatif dan positif jika Indomaret hadir di Panyabungan? Menurut Ketua Majelis Mahasiswa Muslim Madina (M4), Faisal Ardiansyah, ada beberapa sisi negatif dan positifnya.
“Dampak negatifnya minimal ada dua, Pertama kehadiran hanya dirasakan pedagang kecil seperti jenis toko dan kios rumahan yang berlokasi di radius 200 meter persegi dari titik lokasi Indomart.,” katanya, Rabu (5/2/2014) .
Kedua, industri rumahan akan merasakan kegalauan pemasaran, karena Indomart memproduksi sendiri berbagai jenis yang dijualnya di minimarkatnya tersebut. Otomatis peluang pasar industri rumahan menjadi rusak pasarnya seiring berkurangnya omset penjualan toko-toko dan kios tradisional.
Sementara sisi positifnya dari sektor peluang tenaga kerja dan harga yang akan menguntungkan warga Panyabungan selaku konsumen.
Ketika Indomart hadir, maka perhitungannya dalam satu unit minimarket Indomart membutuhkan sekitar 10 hingga 20 orang. Ini tentu merupakan peluang bagi para warga yang selama ini sulit mendapatkan kerja.
Sisi positif kedua adalah soal harga. Indomart selama ini dikenal sebagai minimarket yang harganya memasang harga murah. Ini sangat menguntungkan bagi warga Panyabungan selaku konsumen yang akan menikmati harga murah.
Menurut Faisal, jika Indomart tak dapat dibendung, ada baiknya Indomart harus menerima produk-produk industri lokal semisal kipang, kripik, kue bika dan lainnya. Ini tentu wilayah dan kewenangan Pemkab Madina melakukan kesepakatan dengan Indomart.
Editor : Dahlan Batubara