MUARA SIPONGI (Mandailing Online) – Tambang sere atau tambang emas di Mandailing Natal (Madina) kembali memakan korban jiwa.
Kali ini terjadi di areal Dusun Tambang Ubi, Desa Aek Botung Kecamatan Muara Sipongi, Senin (1/8/2014).
Sebanyak 5 orang tewas dan 1 orang kritis. Mereka diduga menghirup gas beracun saat berada di dalam lobang tambang yang mereka kerjakan. Gas itu keluar dari perut bumi.
Informasi yang dihimpun dari saksi mata, salah satunya dari penambang yang selamat, Datuk (28) mengungkapkan di hari kejadian seperti biasa dirinya beserta enam rekannya melakukan penambangan emas di tambang Ubi desa Aek Botung. Saat itu, lobang tambang yang dikerjakan menembus salah satu lobang tambang peninggalan Belanda.
“Untuk memastikan apakah lobang tambang Belanda ini bisa dikerjakan, saya dan tiga rekan penambang lainnya, masing-masing Buan (40), Damis (30) dan Cewin (30) warga Aek Botung masuk kedalam lobang sekaligus memeriksanya. Sekitar kedalam 20 meter, tiba-tiba bau menyengat keluar dan menusuk hidung dan langsung membuat Buan, Damis dan Cewin pingsan. Melihat itu, saya segera keluar dari lobang untuk mencari pertolongan,” ujar Datuk.
Setelah Datuk tiba di permukaan, dia langsung berteriak memangil tiga rekan penambang lainnya yang masih berada di luar, masing-masing Adek (20), Idris (31) dan Swandi (22) yang juga warga Aek Botung.
Ketiga rekan itu langsung masuk kedalam lobang hendak menolong. Namun naas bagi mereka, nasib yang sama juga menimpa Adek dan Idris, sedangkan Swandi berusaha keluar dengan kondisi merangkak kepayahan dan akhirnya ia selamat. Kondinya setelah dipermukaan sudah nyaris pingsan.
Kejadian itu berlangsung begitu cepat, hanya berselang beberapa menit saja. Kejadian sekira pukul 17.00 WIB, lalu sekitar pukul 18.00 WIB berkat bantuan warga, kelima korban tewas bisa dikeluarkan dari dalam lobang, namun kondisinya sudah tidak bernyawa. Dari telinga dan hidung kelimanya mengeluarkan darah.
Jenazah kelimanya sudah di makamkan pihak keluarga Selasa (2/9). Sedangkan Swandi dirawat puskesmas terdekat.
Peliput : Lokot Lubis
Editor : Dahlan Batubara