PANYABUNGAN (Mandailing Online) -Tim Basarnas menyatakan, Rabu (13/2) menghentikan kegiatan pencarian korban di reruntuhan tambang rakyat Huta Bargot, Mandailing Natal.
Pernyataan penghentian ini dinyatakan Ketua Tim Basarnas, Andi Pandawa kepada wartawan di Panyabungan. Dengan demikian, tim Basarnas tersebut akan meninggalkan Mandailing Natal dan pulang ke pangkalannya di Sibolga.
Alasan penghentian ini, tim tak mampu mengeluarkan tubuh para korban dari material reruntuhan akibat langit-langit lobang sudah banyak yang retak.
Dijelaskannya, kondisi tumpukan material runtuhan yang menimbun korban ternyata menjadi penyangga lagit-langit ruang lobang. Jika material runtuhan itu disingkirkan untuk mengeluarkan korban dari timbunan, maka langit-langit akan runtuh. Itu sangat berbahaya bagi keselamatan tim.
“Jika retakan itu runtuh, tim tak akan bisa keluar. Saya jamin 100 persen ambruk,”katanya, seraya mengungkapkan bahwa garis retakan pada lagit-langit itu memanjang dan meliuk-liuk
sepanjang sekiar 10 meter.
Kondisi itulah yang mengarahkan tim pada kesimpulan untuk mengundurkan diri dari kegiatan evakuasi korban. Dikatakannya, sebelum mengambil langkah penghentian ini dia sudah
mengkordinasikannya dengan Basarnas Sumut.
Disisi lain, Pandawa menyatakan bahwa pihaknya tidak pernah mengungkapkan data jumlah enam korban hasil deteksi alat sensor sebagaimana yang pernah dirilis oleh Bagian Humas Pemkab Mandailing Natal. “Kami tak pernah menyatakan data jumlah korban hasil deteksi alat sensor,” katanya.
Sementara itu, hingga kini hanya dua keluarga yang melaporkan kehilangan keluarga ke posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Madina. (dab)