PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Petani tembakau di Mandailing Natal (Madina) selama ini terbentur soal pasaran tembakau ditengah tingginya tingkat kesuburan dan kualitas tembakau Madna.
Kepala Dinas Perkebunan Kehutanan, Mara Ondak melalui Kasi Perkebunan A.Yasir Lubis SP Yasir, Rabu (22/5/2013) mengakui kendala yang dihadapi petani selama ini adalah pemasaran.
Atas kendala itu, pembicaraan Dinas Kehutanan Perekebunan Madina dengan pihak PT.STTC Medan selaku insutri rokok merupakan terobosan yang harus didukung semua pihak.
“Kita ketahui bersama bahwa industri rokok merupakan konsumen atau pengguna tembakau, sedangkan petani menjadi produsennya,” kata Yasir.
Dengan model kemitraan inilah katanya, diharapkan dapat menjadi jembatan kepentingan timbal balik, hubungan antara petani dengan pabrik rokok bersifat mutualistik sehingga saling menguntungkan kedua belah pihak.
“Dalam kemitraan agrabisnis tembakau, peran industri rokok sangat penting karena dapat menjadi dinamisator dan motivator. Tentunya petani perlu didorong menghasilkan tembakau dalam jumlah dan mutu sesuai kebutuhan industri yang bermitra,” jelasnya.
Upaya peningkatan kualitas tembakau itu sudah dibahas dalam diskusi dan penjajakan dengan pihak pabrik dimana diupayakan nantinya hasil tembaku oleh petani harus bermutu sesuai dengan bahan baku yang diminta industri.
“Makanya program kerjasama dengan PT. STTC itu akan dimulai pada tahun ini, dimana kita akan langsung membawa mereka ke lokasi bersama dengan petani, agar apa yang menjadi harapan pola kemitraan berjalan baik, pada akhirnya petani tidak lagi bigung lagi menjual hasil panennya dan hargapun memuaskan,” harapnya. (mar)