JALUR PANYABUNGAN-KOTANOPAN
Di jalur Jalan Lintas Sumatera sepanjang Panyabungan-Kotanopan terdapat dua titik yang harus diingat supir. Pertama, di titik Desa Muara Mais, dimana tebing bukit jalan merupakan rawan longsor. Saat ini terdapat longsoran kecil, tetapi tak mengganggu badan jalan.
Kedua, saat ini pekerja sedang bekerja memperbaiki jembatan Pasar Laru di titik Desa Laru, Kecamatan Tambangan. Sehingga lalulintas hanya satu arah di titik perbaikan menyebabkan terjadinya antrian.
Masih di titik Desa Laru, terdapat jalan yang amblas, posisinya berada di titik sebelum mencapai pemukiman Desa Laru jika kenderaan melaju dari arah Panyabungan.
“Oleh karenanya, kepada supir yang membawa mobil mudik agar jangan lupa di tiga titik ini,” kata Lokot Husda Lubis melaporkan dari Kotanopan, Rabu (28/6/2016).
Sementara itu di tempat terpisah, Kapolsek Kotanopan, AKP Sudirman,SH melalui Kanit Lantas Ipda Masrul Nasution membenarkan titik rawan longsor di titik Muara Mais.
Selain itu, titik-titik rawan longsor lainnya berada di titik Usor Tolang, Muara Botung dan perbatasan Kotanopan dengan Muara Sipongi. Potensi longsor itu mengancam dari tebing bukit jalan yang dikeruk beberapa waktu lalu dalam proyek pelebaran jalan.
“Selain itu, jalan amblas juga ada di tikungan Laru Lombang, Kecamatan Tambangan. Serta sejumlah kelokan-kelokan tajam di kawasan Purba Lama,” kata Ipda Masrul Nasution.
JALUR PANYABUNGAN-GUNUNG BARINGIN
Di jalur ini terdapat dua titik rawan, yakni titik Sidaing dan titik Tanjung Julu, Kecamatan Panyabungan Timur.
Di titik Sidaing, Desa Parmompang, terdapat jalan sempit dengan posisi berada di pinggir jurang. “Jika supir baru kali pertama melewati jalur ini akan sulit memahami kondisi badan jalan yang dikhawatirkan menyebabkan ban mobil bisa terpinggir,” kata Kholik Nasution melaporkan dari Panyabungan Timur, Rabu (28/6/2016).
Oleh karenanya, di titik ini supir harus waspada mengingat sisi jalan adalah jurang yang dalam.
Kemudia di titik Desa Tanjung Julu juga terdapat jalan sempit. Lebih parah dibanding titik Sidaing, karena selain badan jalan yang sempit, juga penuh belokan dengan kondisi rumput liar yang tinggi memenuhi pinggiran jalan sehingga supir kesulitan membaca kondisi belokan jalan. Di pinggir badan jalan juga terdapat jurang.
JALUR BATU JOMBA
Jalur Batu Jomba bakal menjadi titik yang rawan kemacetan arus mudik di jalur Tapanuli Selatan.
Permukaan jalan dengan panjang sekitar 400 meter, masih berupa jalan tanah, diyakini sangat licin jika hujan. Titik Batu Jomba berada tidak jauh dari titik Aek Latong yang juga telah menajdi terkenal dengan jalan rusaknya.
Selain itu, potensi runtuhnya tebing di Batu Jomba dari sisa pengerukan bukit untuk pembukaan jalan baru, yang ada disisi jalan lama, juga sangat membahayakan kelancaran arus mudik dan balik nantinya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Ahmad Ibrahim Lubis menegaskan, ruas Jalan Nasional Batu Jomba, masih yang paling berpotensi mengalami gangguan kelancaran arus mudik dan balik Lebaran nantinya.
Dia mengaku pihaknya sudah koordinasi dengan PPK dari proyek yang sedang berjalan di sana, agar menyedikan alat berat, sewaktu-waktu ada gangguan arus lalu lintas. Hal itu adalah salah satu upaya pemerintah khususnya Pemkab Tapsel agar gangguan arus mudik dan balik Lebaran, khususnya di daerah ini dapat diminimalisir, sehingga pengguna jalan aman dan nyaman dalam berlebaran,” terangnya.
Peliput : Lokot Husda Lubis / Holik Nasution
Sumber tambahan : Metro Tabagsel
Editor : Dahlan Batubara