PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Anggota DPRD Madina yang baru dilantik didesak memperjuangkan kembalinya program beasiswa bagi mahasiswa miskin berprestasi.
Desakan itu disampaikan Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Madina, Tan Gozali kepada Mandailing Online di Panyabungan, Selasa (3/9/2019).
Gozali mengungkapkan bahwa beasiswa miskin berprestasi sudah beberapa tahun terakhir ditiadakan Pemkab Mandailing Natal (Madina).
Sebelumnya, beasiswa ini telah berjalan beberapa tahun. Masing-masing mahasiswa memperoleh 5 juta rupah per tahun yang bersumber dari APBD Madina.
Pihak Dinas Pendidikan Madina tak pernah memberitahu publik alasan penghentian beasiswa ini.
“Oleh karena itu, kita mendesak anggota DPRD Madina yang baru dilantik agar meningkatkan kepekaan, dan memperjuangkan kembalinya beasiswa itu,” ujar tan Gozali.
Tan Gozali mengaku, pertanyaan para mahasiswa kepadanya selalu datang mempertanyakan bagaimana nasib kelanjutan beasiswa.
Menurutnya, pihak legislatif memiliki kekuatan politik menekan pemerintah daerah untuk menghidupkan kembali beasiswa tersebut.
Beasiswa itu sangat urgen dan penting mengingat banyak mahasiswa yang memiliki kecerdasan namun terancam gagal kuliah akibat kesulitan ekonomi orangtua.
“Sayang sekali jika para mahasiswa cerdas gagal kulaih akibat kondisi keuangan orang tua mereka,” katanya.
Padahal, lanjut Gozali, Madina membutuhkan generasi yang ber-SDM tinggi dalam dinamika pembangunan daerah ke depan. Sebab,Madina akan tetinggal jika tak mempersiapkan genarai yang cerdas.
Beasiswa itu, menurut Gozali, memiliki peran penting dalam membantu para mahasiswa yang terbentur finansial. Banyak orang tua tak mampu mengkuliahkan anak-anak mereka akibat kemiskinan.
Banyak generasi yang berpotensi harus menahan cita-cita hanya karena kemiskina orang tua. “Lantas mengapa beasiswa itu dihentikan? Bukankah pemerintah mampu secara APBD untuk itu?” keluh Gozali.
APBD Madina 2019 saja sudah 1,5 Triliun Rupiah, tetapi pemerintah daerah seolah tak punya hati nurani, lemah visi pendidikannya. Padahal pagu dana untuk beasiswa ini tak besar.
Penyaluran beasiswa terakhir berpagu sekitar 1,4 milyar Rupiah untuk sekitar 280 mahasiawa yang terseleksi.
Menurut tan Gozali, kondisi keuangan pemkab Madina mampu untuk itu. Bahkan jika peru pagunya ditambah menajdi 5 milyar agar makin banyak mahasiswa miskin yang tertolong.
Menurutnya, masih banyak pos-pos anggaran di APBD yang tidak efisien, terkesan tak memiliki hubungan erat dengan pembangunan masyarakat. Kenapa untuk beasiswa yang sangat penting justru diabaikan.
Tan Gozali berharap APBD Madina kedepan harus benar-benar memberi manfaat bagi pembangunan masyarakat.
APBD Madina harus benar-benar fokus kepada penyelesaian hal-hal mendasar termasuk bantuan bagi mahasiswa miskin berprestasi.
Oleh karena itu, DPRD Madina priode 2019-2024 jangan lemah dan jangan kecolongan yang hanya mengikuti apa saja program yang diajukan pemerintah daerah.
Para politisi di DPRD Madina harus memiliki visi yang tajam terutama di sektor pendidikan, sehingga DPRD mampu mempengaruhi pejabat eksekutif, bukan dipengaruhi.
Berdasar catatan Mandailing Online, beasiswa miskin berprestasi dimuai sejak tahun 2013 yang ditampung di APBD Madina. Pagunya sekitar 1,4 Milyar Rupiah kepada sekitar 280 mahasiswa yang terseleksi.
Namun, mulai sirna sejak tahun 2016 lalu. Pihak Pemkab Madina tak pernah terdengar mempublis apa penyebab penghantian program itu.
Peliput : Dahlan Batubara