Kupang,
Menkominfo Tifatul Sembiring menyatakan bahwa komitmen pemerintah atas kebebasan pers tetap dihormati, namun ia mengusulkan kepada kalangan pers supaya kebebasan pers itu yang berkarakter.
Saat peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2011 di Kupang, NTT, Rabu siang, ia mengatakan bahwa ada enam ciri kebebasan pers yang berkarakter, di antaranya bermoral, ada etika sesuai kode etik jurnalistik, kejujuran dan bertanggung jawab.
Selain itu, tambahnya, antikorupsi, peduli terhadap masyarakat bawah/orang-orang kecil dan profesional dalam berusaha dan menjalankan tugas jurnalistiknya.
“Ya namanya juga usul, boleh dipakai atau tidak. Kami menyadari bahwa menjalankannya tidak mudah, manakala berhadapan dengan pemilik modal (kapital) dan menjadi alat politik,” kata Menkominfo, dalam kegiatan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut. Menurut Menkominfo, pers bebas sangat bermakna mewujudkan kesejahteraan masyarakat, dan tetap terjaga independensinya.
PWI
Dalam kesempatan ini, Ketua Umum PWI Margiono menyerahkan secara simbolis 17 buku dan “e-book” “Kemerdekaan Pers Dari Rakyat dan Untuk Rakyat” karya wartawan yang diterbitkan PWI kepada Presiden Yudhoyono.
Selain itu, juga ditandatangani tiga nota kesepahaman (MoU) kerja sama media literasi antara Ketua Uumu PWI dengan Mendiknas, dan kerja sama media literasi tentang Desa Melek Media dengan Menkominfo serta MoU media literasi, bedah kasus kode etik junalistik dan media monitoring antara Ketua Umum PWI dengan PU Harian Kompas, pendiri Jawa Pos, dan Presiden Direktur Trans Corp.
Acara yang dihadiri juga Ketua Dewan Pers Bagir Manan, Ketua Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Theo L Sambuaga dan sejumlah gubernur antara lain Gubernur Jateng Bibit Waluyo, Gubernur Kaltim Awang Farouk, Gubernur Sulawesi Utara Sarundajang dan tuan rumah Gubernur NTT Frans Lebu Raya.
Dari kalangan pers, hadir sejumlah tokoh dan pimpinan media massa seperti Tarman Azzam, Fikri Jufri, Suryopratomo, Ahmad Mukhlis Yusuf, Asro Kamal Rokan, Sabam Siagian, Ishadi SK.
Dalam kesempatan itu, PWI juga menyerahkan penghargaan Medali Emas Persaudaraan Pers untuk masyarakat pers Timor Leste yang diterima Wakil PM Hose Luis Gutteres, dan Masyarakat Pers Malaysia, Baharuddin B. Reseh.
Puncak peringatan HPN 2011 di Kupang ini, juga diisi dengan pemberian penghargaan Medali Emas Spirit Jurnalisme kepada Jacob Utama, serta Kartu Pers Nomor Satu kepada dua orang, yaitu Bob Pattipawae dan Ronny Simon.
Penghargaan lainnya, Sertifikat Tokoh Pers tentang Kompetensi Wartawan kepada Fikri Jufri/pendiri dan redaktur senior majalah Tempo, dan Sabam Siagian (Dewan Redaksi The Jakarta Post dan anggota Dewan Kehormatan PWI pusat).
Sementara anugrah karya junalistik Adinegoro 2010 diraih oleh enam orang penerima, untuk karya tulis laporan berkedalaman diraih Ade Rahmawati (Koran Jakarta), karya tulis Tajuk, Primus Dorimulu (Investor Daily), karya foto diraih Susanto (Media Indonesia), junalisitik radio diraih M Taufik Budi Wijaya (KBR 68 H), junalistik televisi oleh Titin Rosmasari (Trans 7) serta karya junalistik karikatur, Gatot Eko Cahyono (Suara Pembaharuan).
Pada akhir acara, Presiden Susili Bambang Yudhoyono menulis pesan pada prasasti “Para Insan Pers Indonesia, Teruslah Berjuang Untuk Mencerdaskan Bangsa dan Mengembangkan Kehidupan Demokrasi Kita”.
Pemerintah Tidak Alergi Kritik
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring mengatakan pemerintah tidak alergi dan antipati terhadap kritik asalkan disampaikan secara etis dan sesuai etika jurnalistik.
“Pemerintah tidak bermasalah dengan kritik pers, itu (kritik) kita jadikan masukan untuk perbaikan, yang penting penuhi etika jurnalistik,” katanya dalam sambutan pada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2011 di Kupang, Rabu.
Ia menjelaskan pers merupakan salah satu pilar demokrasi dan merupakan salah satu komponen penting dalam pembangunan bangsa.
Oleh karena itu, Menkominfo mengusulkan peningkatan kredibilitas dan karakter pers Indonesia melalui sejumlah kriteria kebebasan pers yang berkarakter.
“Kami mendukung peningkatan perlindungan keamanan insan pers di lapangan. Kita perlu memelihara independensi pers, kami usulkan ke Dewan Pers dan PWI pusat, kebebasan pers yang berkarakter,” katanya.
Kebebasan pers yang berkarakter, menurut Tifatul, adalah bermoral, jujur, bertanggung jawab, antikorupsi, peduli pada rakyat kecil, dan profesional.
“Dengan hal ini maka bisa meningkatkan kepercayaan pada pers dari masyarakat dan tidak mudah terkooptasi kekuatan politik dan kapital.
Kami mengajak pers mencari solusi bagi masalah bangsa,” katanya.
Menkominfo juga mengajak pers agar memberi edukasi kepada rakyat, membantu menyejahterakan bangsa, membangun demokrasi, meningkatkan martabat bangsa dan berpihak pada keadilan dan menjunjung tinggi supremasi hukum.
Peringatan HPN 2011 di Aula El Tari, Kompleks Kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur, itu dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dihadiri Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Sejumlah menteri yang hadir antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Mendiknas Muhammad Nuh, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menkes Endang Sedyaningsih, Mensos Salim Segaf Aljufrie, dan Menhut Zulkifli Hassan.
Selain itu, Panglima TNI Laksanama Agus Suhartono, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Ameliasari, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad dan sejumlah pejabat lainnya.
Dari pimpinan lembaga negara tampak hadir Ketua DPR Marzuki Alie dan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.
Hadir pula, Ketua Dewan Pers Bagir Manan, Ketua Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Theo L Sambuaga dan sejumlah gubernur antara lain Gubernur Jateng Bibit Waluyo, Gubernur Kaltim Awang Farouk, Gubernur Sulawesi Utara Sarundajang dan sejumlah gubernur lainnya.
Dari kalangan pers, hadir sejumlah tokoh pers san pimpinan media massa seperti Tarman Azzam, Suryopratomo, Ahmad Mukhlis Yusuf, Asro Kamal Rokan, Sabam Siagian, Ishadi SK, dan tokoh lainnya. ( ant )
Sumber : Berita sore