MUARA BATANG GADIS (Mandailing Online) – Pasca banjir, gedung SD Negeri Desa Hutaimbaru, Kecamatan Muara Batang Gadis, Madina rusak berat. Kondisinya tak lagi layak pakai.
Selain itu, buku-buku dan raport sudah hanyut tak tersisa. Padahal raport seharusnya diserahkan pada Sabtu tanggal 18 Desember 2021. Nahas, dini hari Sabtu itu pula banjir melanda desa itu.
Sementara itu, SD di Desa Lubuk Kapundung hanya tersisa 2 lokal yang bisa dipakai. Sisanya tak layak pakai lagi.
Demikian data dampak banjir terhadap sekolah dasar di dia desa itu.
Desa Hutaimbaru, Lubuk Kapundung, Lubuk Kapundung 1 dan Rantau Panjang adalah empat desa yang berada di kawasan Siulangaling. Suatu kawasan terpencil yang hanya dapat dijangkau melalui jalur Sungai Batang Gadis membelok ke Sungai Parlampungan dengan waktu tempuh sekira 6 jam dari Singkuang, ibukota Muara Batang Gadis.
Banjir melanda empat desa itu pada Sabtu (18/12) lalu akibat luapan Sungai Batang Gadis dan Sungai Parlampungan. Dua sungai itu meluap dalam waktu bersamaan.
Kordinat 4 desa itu berada di kawasan pertemuan Sungai Batang Gadis dan Sungai Parlampungan. Pertemuan dua sungai tersebut tak mampu menampung dua arus besar menyebabkan air memantul ke daratan mencapai ketingian 4 hingga 10 meter.
Sekretaris Daerah Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Gozali Pulungan menjawab wartawan, Jum’at (31/12/2021) mengungkap banjir di kawasan 4 desa itu menyisakan lapisan lumpur tebal.
Dia baru saja menyelesaikan lawatan di kawasan itu.
“Ketebalan lumpur mencapai 30 hingga 50 cm di rumah penduduk, dan 40 hingga 60 cm di jalanan pemukiman,” katanya.
Upaya pengikisan lumpur membutuhkan peralatan dompeng 3 unit per desa.
Sedangkan penanggulangan sektor pertanian membutuhkan bantuan bibit padi dan saprodi.
Di sektor pendidikan dibutuhkan buku-buku dan pakaian sekolah.
Hal lain yang dibutuhkan adalah alat berat untuk pengerukan dan pelurusan sungai karena badan sungai teleh mengalami perubahan akibat terjangan arus air.
Sejauh ini, bantuan bahan pangan telah disalurkan Pemkab Madina kepada 4 desa itu antara lain beras 4 ton, telur 60 papan, mie instan 60 dus, minyak goreng, dll.
Editor: Dahlan Batubara