TAMBANGAN (Mandailing Online) – Desa Pastap Jae dan Pastap Julu Kecamatan Tambangan, Mandailing Natal mengeluhkan jembatan yang tak mampu dilewati truk.
Penduduk di dua desa ini banyak berbudidaya kopi Mandailing serta kemiri, kakao dan karet. Kendala jembatan itu menyebabkan pemasaran komoditas ke luar kawasan terkendala.
Tokoh Masyarakat, Jamontir kepada Mandailing Online, baru-baru ini di Pastap Julu mengungkap bahwa jembatan Aek Parapat yang berada di Desa Pastab Jae merupakan penghubung ke Pastap Julu kondisinya memprihatinkan. Jembatan itu kecil disambung dengan papan.
“Jembatan ini sama sekali tidak bisa dilalui oleh kenderaan roda enam atau cold diesel, hanya roda empat dan dua yang bisa. Sebab tidak akan mampu menahan beban berat dari kenderaan tersebut. Makanya kita harapkan agar jembatan diperbaiki pemerintah” ujar Jamontir.
Martua Lubis dari pihak BPD Pastap Julu menambahkan, warga kedua desa itu penghasil komoditas pertanian dan perkebunan.
“Warga pada umumnya sebagai petani sawah, kopi, kakao, karet, kemiri. Untuk memasarkan semuanya butuh jalan yang memadai,” ujarnya.
Dijelaskannya, kedua desa itu berketinggian rata-rata 900 meter di atas permukaan laut, sehingga pada saat ini warga banyak yang membudidayakan Kopi Mandailing.
Peliput : Ismail Oji Nasution
Editor : Dahlan Batubara