Berita Nasional

Penembak Misterius Beraksi di Papua, 1 Tewas


Gerombolan itu menghadang orang di jalan ramai. Satu tewas dan beberapa orang luka tembak.

Ditembak dari jarak 10 meter. Gimana tak mati. Peluru itu merobek dada Riswandy Junus. Lelaki itu tewas seketika. Dian, istri Riswandy yang membonceng di belakang, terluka tangan kanannya. Helm yang dipakai berlubang.

Aksi brutal para penembak itu terjadi di Kampung Nafri, Kabupaten Jayapura, tak begitu jauh dari Kota Jayapura. Minggu, 28 November 2010, sekitar pukul 10 lebih 45 menit waktu setempat.

Siang kemarin itu, Riswandy bersama istrinya hendak menuju lokasi wisata pemancingan. Ini lokasi wisata yang ramai dikunjungi warga Jayapura di hari libur. Saat lewat di Kampung Nafri itu, mereka tiba-tiba dicegat gerombolan bersenjata. Dan langsung melepas tembakan.

Warga yang melintas lalu membawa lari pasangan nahas ini ke Rumah Sakit Abepura. Sementara gerombolan itu masuk hutan.

Hebatnya, beberapa jam kemudian, kelompok yang diduga sama muncul kembali. Kali ini mereka menghadang sejumlah warga yang melintas. Juga Deby Diana. Wanita berusia 26 tahun itu pucat alang kepalang. Sebab para penghadang ini memanggul senjata. Siang itu Deby hendak berangkat ke Pantai Holtekamp. Beruntung nyawa Deby selamat. Ia ditembak bagian lengan.

Masih pada saat sama, kelompok itu mencegat dan menembak Alex Nongka yang melintas di situ. Pria berusia 46 tahun itu menderita luka tembak di lengan tangan kanan. Vernal Nongka, pelajar berusia 11 tahun juga kena peluru dan menderita luka tembak di jari tengah tangan kiri.

Kelompok bersenjata itu juga melepaskan timah panas ke Bahar Bone. Pria yang berprofesi sebagai supir ini menderita luka tembak di atas tangan kanan.

Aksi penembakan dua babak ini berlangsung di jalan yang ramai. Dilintasi banyak mobil dan motor. Terutama warga yang berwisata ke Koya dan Holtekamp. “Mereka tergolong nekat,” kata Kapolresta Jayapura AKBP Imam Setiawan.

Berdasarkan hasil olah TKP, kata Imam Setiawan, para pelaku menembak dalam jarak dekat. Hanya 10 meter. “Dilakukan secara bertubi-tubi. Lalu setelah itu mereka kembali masuk hutan,” tambah Kapolres. Diperkirakan, pelaku lebih dari empat orang. Menggunakan senjata api laras panjang. Jenisnya masih diselidiki.

Siapa para gerombolan itu? “’Kami masih melakukan identifikasi dan belum bisa menyimpulkan siapa pelakunya,” jawab Imam Setiawan.

Polisi juga belum menyimpulkan apakah penembakan ini terkait dengan hari jadi Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang jatuh 1 Desember nanti. ”Kami masih selidiki, jadi belum punya kesimpulan,”tandasnya.

Sementara, Panglima OPM wilayah Perbatasan RI-PNG, Jenderal Lambertus Pekikir –wilayah yang juga membawahi Jayapura itu, belum bisa dikonfirmasi apakah kelompoknya bertanggung jawab atas aksi tersebut. Telepon genggamnya tak aktif.

Sesudah Tentara Melakukan Penyisiran

Aksi di kampung Nafri itu cuma berselang sehari pasca aksi penyisiran yang dilakukan pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) terhadap rumah warga di Arso Keerom, Jumat 26 November 2010.

Pada Jumat itu, dini hari sekitar pukul 4 lebih 30 menit, pasukan TNI dari satuan Kostrad 330 mengepung dan menggeledah rumah salah seorang warga Kampung Workwana, Distrik Arso, Kabupaten Keerom, Papua.

Pengepungan dan Penggeledahan dilakukan dirumah milik Lukas Menigir – yang diduga sebagai tempat persembunyian Panglima Organisasi Papua Merdeka (OPM) wilayah Perbatasan Indonesia – Papua Nugini, Lambertus Pekikir.

”Tadi pagi (Jumat dinihari), kediaman Lukas Menigir digeledah TNI, seisi rumah diperiksa, mereka mengira saya bersembunyi di sana,” ujar Lambertus Pekikir melalui pesan singkat.

Setelah digeledah, tidak ada aktivis OPM yang ditemukan di sana. ”Saya bersama seluruh simpatisan OPM tidak pernah bersembunyi di rumah warga, kami berjuang dengan cara kami dan tidak mau mengorbankan warga,” Lambertus menegaskan.

Sementara itu Juru Bicara Kodam XVII Cenderawasih, Papua, Letkol Czi Harry Priyatna ketika dikonfirmasi menegaskan bahwa pengepungan rumah itu dilakukan berdasarkan laporan dari warga, bahwa aktivis kelompok bersenjata sedang berada di rumah itu.

”Kami melakukan penggeledahan, setelah mendapat informasi dari warga bahwa Lambertus Pekikir dan pengikutnya sedang berada di rumah warga yang ternyata belakangan diketahui rumah mertuanya. Tentu, karena ia adalah aktivis kelompok bersenjata, kami langsung menindaklanjuti laporan tersebut,” katanya.

Menurut Harry, proses penggeledahan dilakukan sesuai prosedur dengan terlebih dulu melapor kepada kepala kampung setempat.

Ia juga membantah bila yang melakukan penggeledahan sebanyak 1 kompi. ”Anggota yang menggeledah hanya yang sedang berpatroli,” katanya.

Apakah penembakan di Kampung Nafri itu merupakan aksi balas dendam atas penyisiran itu. Belum jelas juga. Sebab polisi sedang menelusuri dan memburu para pelaku.
Sumber: Viva

Comments

Komentar Anda