PARIS – Prancis mulai penasaran dengan musibah AirAsia QZ8501, pesawat penerbangan Surabaya-Singapura yang jatuh di Selat Karimata, Kalimantan Tengah, 28 Desember 2014.
Terlebih lagi, dalam laporan awal Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terungkap bahwa pesawat nahas itu jatuh saat dikendalikan oleh co-pilot yang kebetulan berkebangsaan Prancis, Remi Immanuel Plesel.
Prancis tak tinggal diam. Seperti dilansir dari AFP dan Channel NeswAsia, Sabtu (31/1), pengadilan di Prancis resmi membuka penyelidikan atau investigasi kriminal atas kecelakaan ini.
"Seorang hakim akan menyelidiki kemungkinan "pembunuhan" sehubungan dengan kecelakaan yang (diduga kuat) menewaskan 162 orang di dalamnya," sebut salah seorang sumber di pengadilan.
Keluarga Plesel di Prancis pun secara terpisah mengajukan tuntutan terhadap AirAsia Indonesia dengan dugaan atau tuntutan 'membahayakan kehidupan orang lain', menyusul adanya pernyataan dari otoritas Indonesia (Kementerian Perhubungan) bahwa penerbangan nahas itu tidak memiliki izin.
"Keluarga Remi Plesel itu senang atas dibukanya investigasi kriminal ini. Kami berharap akan mengungkapkan kebenaran. Ini akan memungkinkan kita untuk akhirnya mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat," kata pengacara keluarga Plesel, Eddy Arneton. Sumber : jpnn