Panyabungan, Pendapatan asli daerah (PAD) dari pemakaian alat berat di Dinas PU Kabupaten Mandailing Natal (Madina), diduga belum mencapai target yang telah ditentukan. Untuk itu ke depan harus dimaskimalkan dan diawasi penggunaanya secara transparan. Hal itu sampaikan Ketua Jaringan Aktifis Mahasiswa Sumatera Utara (JAMSU) Iswadi Batubara kepada wartawan di Panyabungan, Senin (02/01/2012).
Katanya, tidak tercapainya target PAD dari alat berat yang dikelola Dinas PU Madina tersebut pada Tahun 2011 di duga akibat berbagai fackor antara lain, akibat dari kurangnya pengawasan terhadap pemakaian alat berat, kurangnya perawatan, dan akibat dipakai pihak ketiga dengan mengesampingkan aturan yang ada.
Berdasarkan informasi dihimpun, PAD alat berat Madina 2011 ditargetkan sebesar lebih kurang Rp.600 juta rupaiah, dan realisasi ternyata hanya berkisar lebih kurang Rp160 juta, dan jauh dari yang diharapkan, ungkapnya
“Faktor lain yang ditemukan di lapangan bahwa alat berat lebih sering dipakai orang luar melibatkan yang diduga dekat dengan penguasa di Kabupaten Madina, sehingga membuat pejabat instansi terkait tidak mampu berbuat apa-apa kecuali hanya melaksanakan perintah,” ucap Iswadi.
Salah satu contoh, baru-baru ini terjadi bencana jembatan terancam ambruk di Kecamatan Naga Juang, alat berat yang pertama datang justru milik seorang pengusaha di Madina.
Sementara alat berat milik pemerintah datang terlambat karena diduga sedang mengerjakan proyek peningkatan jalan jembatan jurusan STAIM-Banggua milik rekanan yang ditengarai dekat dengan pemimpin di Madina.
“Itu masih salah satu contoh penyebab tidak maksimalnya PAD alat berat. Dan mungkin masih banyak penyebab lainnya. Yang jelas ke depan, jasa pemakaian alat berat Pemkab Madina oleh siapapun pihak ke tiga tanpa terkeculai harus jelas dan jangan ada unsur tekanan,” ucap Iswadi.
Pj Kasubbag Peralatan Dinas PU Madina Sutan Mudo Batubara tidak berhasil dikonfirmasi karena tidak berada di kantor. (BS-026.beritasumut)