Rumah Ketua KPU Madina Dibakar
MADINA- Rumah Ketua Komisi Pemilihan Umum Mandailing Natal Jefri Antoni SH dibakar orang tak dikenal, Kamis (3/2) subuh sekira pukul 04.00 WIB. Akibatnya, ruang tamu, pintu depan, dan seluruh perabotan serta lukisan di ruang tengah rumah, dilalap api. Alhamdulilah keluarga Jefri Antoni selamat.
Jefri Antoni saat ditemui di rumahnya di Jalan Lingkar Timur, Kelurahan Kotasiantar, Kecamatan Panyabungan, Mandailing Natal (Madina), Kamis (3/2) mengatakan, sesaat sebelum kejadian, Rabu (2/2) malam, dia bersama istri dan tiga anaknya tidur di rumahnya yang memiliki tiga kamar.
Dua anak Jefri- si sulung dan anak kedua- tidur di kamar bagian depan setelah ruang tamu. Kemudian dia dan istrinya bersama si bungsu tidur di kamar tengah rumah sisi kanan. Sementara saudara Jefri di kamar belakang sisi kiri.
Saat kejadian, istrinya terbangun karena mendengar suara pecahan kaca. Jefri mendengar suara pecahan kaca itu, kemudian, sang istri meminta Jefri bangkit dari tempat tidur untuk melihat apa yang terjadi.
Turun dari tempat tidur Jefri menduga jendela kacanya pecah akibat dilempar orang tak dikenal. Namun setelah Jefri bersama istrinya keluar kamar dan berada di ruang tengah rumah, mereka melihat kepulan asap dan kobaran api di ruang tamu.
Ternyata, suara pecahan kaca itu berasal dari lampu hias atau lampu kristal yang berada di ruang tamu yang terjatuh. Bukan kaca jendela yang pecah akibat dilempar, seperti dugaan Jefri.
“Awalnya saya dibangunkan istri ada suara pecahan kaca yang diduga berasal dari lemparan batu atau sejenisnya. Namun setelah saya keluar kamar, saya lihat kepulan asap dan kobaran api dari ruang tamu. Saat itu juga saya hanya berusaha mengeluarkan seluruh keluarga untuk keluar rumah, dan langsung melaporkan kejadian ini ke Kapolres Madina,” terang Jefri sembari mengatakan, saat kejadian itu listrik PLN tidak padam.
Beberapa menit kemudian Jefri segera mengevakuasi keluarganya lewat pintu dapur rumah, yang pintunya bersebelahan dengan ruang tamu. Jefri, istri, dan saudaranya juga berusaha sekuat tenaga memadamkan kobaran api yang sudah mulai menjalar di ruang tamu dengan air yang diambil dari kamar mandi dengan ember dan lainnya.
Kondisi rumah permanen yang ditinggali Jefri, bagian belakang dan sisi kiri rumah dipagar tembok setinggi sekitar dua meter lebih. Ditanyai apakah ada hal-hal yang mencurigakan sebelumnya semisal teror dan lainnya, Jefri mengaku, tak ada satupun yang mencurigakan sebelum kejadian. Juga dirinya tidak ada merasakan hal lain yang aneh. “Dugaan saya, api ini berasal dari bensin dan dibakar. Karena saat kejadian, saya masih mencium aroma bensin di teras rumah,” tuturnya lagi.
Saat ditanya apakah peristiwa tersebut terkait belum ditetapkannya tahapan Pemilukada ulang di Kabupaten Madina, Jefri tidak bisa memastikannya. “Saya tak bisa pastikan apakah ada kaitannya dengan pemungutan suara ulang. Kita takut menambah panas situasi politik,” jawab Jefri.(wan/smg)
Sumber : Sumut pos