PANYABUNGAN TIMUR (Mandailing Onlie) – Pasca penembakan terhadap 5 warga Desa Ranto Natas, pihak keamanan berjaga di dua desa Panyabungan Timur.
Pantauan di lapangan, aparat kepolisian dari Polres Madina dan Polsek Panyabungan serta Koramil berjaga-jaga dengan senjata lengkap di Desa Ranto Natas dan Desa Pardomuan.
Selain itu, pihak Muspika yang melibatkan Pemerintahan Kecamatan Panyabungn Timur, Polsek Panyabungan dan Koramil 13 Panyabungan serta kepala desa Ranto Natas dan Kepala Desa Pardomuan melahirkan kesepakatan perdamaian bersama.
“Ada 3 point keputusan bersama dalam musyawarah itu,” ungkap Sekretaris Desa Rantonatas, Muhammad Gusti kepada Mandailing Online, Jum’at (12/2).
Ketiga poin perdamaian itu, yakni kedua desa tidak boleh saling mengganggu dan dendan. Kedua, warga Desa Rantonatas tidak boleh berbuat anarkis dan melakukan penyerangan lagi ke desa Pardomuan. Ketiga, kedua desa sepakat untuk melakukan penangkapan terhadap Munir.
Sekedar diketahui, sebanyak 5 orang warga Desa Rantonatas Kecamatan Panyabungan Timur, Mandailing Natal tertembak di Desa Pardomuan, kecamatan yang sama, Kamis (11/2).
Informasi yang dihimpun, kejadian ini bermula saat sekitar 50 warga desa Rantonatas sekitar pukul 5:30 WIB beramai-ramai ke Desa Pardomuan berjarak sekira 2 Km dari Desa Rantonatas hendak menangkap Munir warga Desa Pardomuan.
Rombongan yang hendak menangkap Munir itu dihadang dengan tembakan senjata angin, locot dan batu dari atas bukit di Desa Pardomuan.
Sebanyak 5 warga Desa Rantonatas tertebak dalam peristiwa itu. Setelah diperiksa di Puskesamas Gunung Baringin, para korban dibawa ke rumah sakit. Empat orang korban dibawa ke RSU Panyabungan, sedangkan 1 orang lagi dirujuk ke RSU Padang Sidimpuan karena mengalami luka tembakan serius di bagian dada.
Berdasar pengakuan warga Desa Rantonatas, alasan rombongan warga yang hendak menangkap Munir itu, karena Munir disebut-sebut kerap meneror dan mengancam warga Rantonatas, bahkan datang ke desa mereka dengan membawa tombak dan senjata locot.
Peliput : Tim
Editor : Dahlan Batubara