PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor 1 Harun-Ichwan seolah hanya diperjuangkan Partai Gerindra. Pandangan itu muncul, karena selama debat kandidat berlangsung di Sapadia Hall, Gunungtua, Padang Lawas Utara (Paluta) , Kamis (14/11/2024). Paslon ini beberapa kali menyampaikan nama partai itu dan ketua umumnya.
‘Kami di Gerindra’, ‘Partai Gerindra’, adalah frasa yang keluar beberapa kali diucapkan Harun Musthafa. Sementara nama-nama partai pengusung lain seolah penggembira saja, sebab, hanya sekali disebut. Itu pun saat penyampaikan kata-kata penghormatan di awal debat.
Bahkan, dalam beberapa kesempatan, koneksi Harun dengan Prabowo sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, dijadikan solusi dalam pembangunan Kabupaten Mandailing Natal (Madina).
Dalam kesempatan tiga menit itu, Harun sepertinya terlalu semangat menjual nama Prabowo, sehingga hanya bisa menyampaikan visi dan poin pertama misi. Kedekatan atau yang dia disebut koneksi, seolah menjadi solusi dari seluruh permasalah di Madina.
Dari partai pendukung Paslon itu, Partai Golkar bisa disebut yang paling miris. Bagaimana tidak, calon wakil bupati Ichwan adalah bendahara DPD Partai Golkar Sumatera Utara. Di kabupaten ini, partai beringin memiliki enam kursi dan hanya kalah dari Partai Gerindra yang punya tujuh kursi.
Hal lain yang membuat miris adalah tidak disebutnya nama Musa Rajekshah sebagai kawan dekat Harun. Peluang itu ada dengan menggandeng jabatan yang bersangkutan sebagai ketua DPD Partai Golkar Sumut. Padahal, sebelum debat nama tersebut sering muncul dalam berita peningkatan citra Paslon Harun-Ichwan.
Ijeck, panggilan akrab Musa Rajekshah, sebagai ketua MPW Pemuda Pancasila Sumut sudah menginstruksikan MPC Pemuda Pancasila Madina untuk mendukung dan memenangkan Paslon ini. Selain itu, foto Ijeck dan Harun beberapa kali dijadikan sebagai foto utama pada berita yang bertujuan meningkatkan elektabilitas Harun-Ichwan.
Namun, sepertinya dukungan penuh itu tidak cukup untuk diingat Harun. Jangankan nama pribadi anggota Komisi I DPR RI itu, nama partainya pun luput dari ingatan Harun.
Hal yang sama terjadi pada partai pengusung dan pendukung lainnya. Ketika isu yang menyatakan Harun tidak lulus SMA, Ketua DPD PAN Madina Nisad Sidik menjadi salah satu yang pertama memberikan kesaksian dan klarifikasi. Sama seperti Golkar, nama partai ini pun hanya sekali disebut, yakni saat kata penghormatan. (rel)