KOTANOPAN (Mandailing Online) – Sejauh ini yang diketahui masih setia memproduksi dan menjual itak poul-poul di Mandailing adalah Hj. Masna, pengelola warung Simpang Tiga Raya, Kotanopan, Mandailing Natal (Madina).
“Untuk melestarikan makanan khas budaya Mandailing ini kita sengaja menjualnya pada hari Jum’at dan Sabtu,“ ujarnya, Jum’at (16/8/2013).
Peminatnya cukup banyak. Selain warga Kotanopan, pengendara yang kebetulan singgah di warung itu selalu membeli itak poul-poul. Bahkan dari Medan, Padang Sidempuan, Natal dan perantau asal Mandailing sering memesan kepada Masna.
“Kami sudah lama menjualnya. Sedangkan cara pembuatannya dulunya belajar dari orangtua. Jenis Itak poul-poul yang dibuat ini adalah itak poul-poul yang dimasak atau dikukus,” ungkapnya.
Ditambahkannya, bahan untuk membuat itak poul-poul adalah tepung beras, gula merah, garam, kelapa dan campuran lainnya. Setelah diaduk hingga merata baru dikepal-kepal sampai menimbulkan bekas jari di makanan tersebut. Setelah itu baru dikukus sekitar 15 menit.
Tetapi, menurut Masna, sebagian lagi ada yang tidak dikukus, disantap mentah-mentah. Bagi yang disantap mentah-mentah biasanya dicampur dengan santan kelapa.
“Proses pembuatannya sebenarnya cukup mudah dan tidak memakan waktu lama, begitu juga biayanya cukup murah. Rasanya cukup enak terasa di lidah, namun herannya belakangan ini mulai hilang di Madina. Padahal, sebagai makanan khas Mandailing, Itak poul-poul ini perlu dilestarikan,” katanya.
Peliput : Lokot Husda Lubis
Editor : Dahlan Batubara
RT @mandailing_on: Kabar Terbaru:
KOTANOPAN (Mandailing Online) – Sejauh ini yang diketahui masih setia memproduksi… http://t.co/22J31r…