Padangsidimpuan. Kelompok Tani Andalan Napa Kecamatan Angkola Selatan mendatangi DPRD Tapsel, di Padangsidimpuan, Selasa (7/2), untuk meminta dukungan moril penyelesaian sengketa lahan dengan PT Agri Nusatara Jaya (ANJ) Agri Siais.
Meski sebelumnya kedua belah pihak yang bersengketa telah nelaukan upaya perdamaian yang dimediasi Polres, namun petani KTAN tetap mendatangi DPRD agar dilakukan mediasi lanjutan.
Empat orang perwakilan petani, yakni penasihat H Maraganti Harahap, bendahara Muhammad Ginda Harahap, sekretaris Ridwan Harahap dan satu anggotanya, diterima Ketua Komisi I Haris Tambunan, Ketua Komisi II Syawal Pane, Ketua Komisi III Mahmud Lubis dan anggota komisi I Harlen D Panggabean.
Mereka menyampaikan keluhan tindaklanjut mediasi yang dilakukan Polres Tapsel sekitar satu minggu lalu. Dalam mediasi tersebut masyarakat yang tergabung dalam KTAN menyampaikan adanya kekurangan dalam kesepakatan kedua belah pihak, yakni tidak dalam bentuk tertulis.
“Karena dalam mediasi tersebut hanya ditindaklanjuti dengan kesepakatan lisan, jadi tidak ada pegangan bagi masyarakat,” kata Harlen Panggabean kepada MedanBisnis, usai rapat.
Dalam kesepakatan lisan itu, lanjut Harlen, PT ANJ bersedia menjadi bapak angkat membantu masyarakat jika masyarakat memiliki lahan di luar HGU. Sementara, lahan masyarakat yang diklaim berada dalam HGU PT ANJ tidak dibahas.
“Untuk itulah mereka datang kemari, meminta pendapat DPRD, bagaimana mencari solusi terbaik,” jelas politisi PDIP ini.
Ketua Komisi I Haris Yani Tambunan mengatakan, untuk menyelesaikan masalah sengketa lahan dibutuhkan kesabaran. “Kita terlebih dahulu mendalami persoalannya, baru mengundang pihak-pihak terkait,” paparnya.
Saat ditanyakan, bukankah untuk kesekian kalinya telah dilakukan mediasi, Haris mengakui bahwa sengketa lahan merupakan persoalan yang rumit di antara sekian persoalan yang dating ke dewan.
(ck 03.medanbisnis)