SAYURMATINGGI – Ilhamuddin Lubis, warga Dusun Batu Godang, Desa Bange, Kecamatan Sayurmatinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan, selama tiga tahun harus mengalami kelumpuhan, akibat diduga dianiaya dengan cara dipukul guru kelasnya hingga dia tak dapat bersekolah lagi.
Ilhamuddin, anak dari Masruddin Lubis dan Riyanti, keduanya sehari-hari bekerja di kebun milik warga untuk menyadap karet. Ketika ditemui, Yanti sebutan Ibu dari Ilhamuddin, mengatakan tiga tahun lalu, Ilhamuddin didaftarkan untuk sekolah di SD Negeri Batu Tambun.
Saat itu, baru tiga bulan duduk di kelas satu, namun gurunya memukul bagian tengkuknya dengan benda keras saat mengikuti pelajaran. “Mulai dari situ kepalanya pening-pening, hingga jatuh sakit dan tiga hari berikutnya darah bercucuran keluar dari hidungnya,” papar Yanti, tadi malam.
Selain itu, selama lebih satu bulan ilhamuddin jatuh sakit, hingga dirujuk ke beberapa tempat perobatan baik medis dan ahli kusuk, namun anak berusia sebelas tahun ini belum mendapatkan kesembuhan.
Anehnya, sudah hampir satu bulan lebih, Ilhamuuddin tidak dapat berjalan seperti sedia kala. Padahal, diakui Yanti, sebelum dugaan pukulan dari guru kelasnya, Ilham, masih sehat dan lincah berlari seperti kawan-kawannya. “Ssaat ini, hati saya sangat galau, Ilham tak dapat berjalan lagi, kakinya lumpuh. Kedua kakinya sudah mengecil,” ungkap Yanti.
Kepala Desa Bange diwakili Sekdes, Asrin Hasibuan, mengakui keadaan anak dari warganya mengalami kelumpuhan, akibat dipukul gurunya, hingga pindah ke desa tersebut pada tiga tahun lalu dari Padangbolak.
”Tiga tahun lalu, mereka kembali ke desa ini, alasannya mereka perlu berusaha untuk biaya perobatan anaknya yang sudah mengalami kelumpuhan dini,” ujar Asrin.
Namun hingga saat ini, kata dia, mereka belum sanggup untuk membawa anaknya untuk berobat ke dokter spesialis anak, akibat kondisi ekonominya masih memprihatinkan.
Sumber : Waspada Online