TAPANULI SELATAN:
Hujan deras yang turun sejak beberapa hari ini di Desa Kampung Lalang, Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) mengakibatkan salah satu jembatan penghubung antar kampung yang ada di desa itu terputus.
Jembatan itu selama ini menjadi fasilitas menyeberangi Sungai Aek Baringin. Badan jembatan yang sudah ambruk hanya diganti dengan batang pohon kelapa.Para pengendara roda empat dan dua terlihat kesulitan ketika melintas di atas jembatan. Akibatnya tak jarang terlihat pengendara roda dua harus bekerja keras untuk melintasi jembatan itu.
Beberapa pengendara sepeda motor terjebak ditengah jembatan yang terbuat dari batang pohon kelapa sebagai pengganti sementara. Kondisi itu juga terjadi pada pengendara roda empat. Mobil yang melintas terpuruk ketika melintasinnya. Begitu juga masyarakat yang ingin melintas dengan berjalan kaki terpaksa harus lebih berhati-hatiketika hendak melintas.
Warga masih ragu melintas meskipun sudah dipasang batang pohon kelapa sebagai pengganti. Selain itu, siswa-siswa yang ada di daerah itu harus berjalan kaki ketika melintas. Ini disebabkan sopir mobil angkutan yang mereka tumpangi menyuruh turun.
“Saya tidak mau mengambil resiko,makanya semua penumpang saya turunkan,” ujar Ucok, 36, salah seorang sopir angkutan umum ketika dijumpai di lokasi, Senin 19 September 2011. Sejak terputusnya jembatan itu, akses menuju daerahdaerah semakin sulit. Sebab, jembatan yang ambruk tersebut satu-satunya jembatan penghubung antar desa yang ada di kecamatan itu.
“Saya berharap agar pemerintah segera memperbaiki dan mengganti pohon kelapa yang dijadikan jembatan sementara,karena kami sangat sulit untuk melewatinya,” tegasnya. Camat Angkola Selatan Zamhir mengungkapkan, putusnya jembatan itu disebabkan hujan deras yang terjadi selama beberapa hari, Senin 19 September 2011.
Menurutnya, tingginya kapasitas hujan menyebabkan terkikisnya badan jembatan. “Apabila hujan maka kapisitas air naik dan mengikis badan jembatan dibagian bawah,”ujarnya. Selain faktor alam, banyaknya kendaraan roda empat yang melebihi tonase melintas di daerah itu menjadi faktor lain ambruknya jembatan.
“Mobil pengangkut kayu, buah kelapa sawit sering lewat dari daerah ini, makanya jembatannya tidak tahan untuk menahan dan akibatnya ambruk,”tuturnya(si)
Sumber : eksposnews