Lembaga keuangan non riba atau pinjaman tanpa bunga menjadi solusi penting menyelamatkan keterpurukan usaha kecil menengah di daerah.
Cara ini patut ditiru oleh Pemkab Mandailing Natal (Madina).
Pemerintah daerah bisa bekerjasama dengan sejumlah bank dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) mendirikan lembaga keuangan non riba ini.
Lembaga keuangan non riba ini menjadi solusi penting bagi UMKM di daerah agar keluar dari jeratan bunga pinjaman.
Lembaga seperti ini sudah berdiri di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Basisnya di masjid.
Gubernur NTB, Zulkieflimansyah bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsi NTB meluncurkan program Mawar Emas (Melawan Rentenir Berbasis Masjid).
Peluncuran Mawar Emas dilakukan di Masjid Nurul Ikhsan, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, NTB, Rabu (12/08/2020).
Peluncuran itu dilakukan berawal dari keprihatinan Gubernur Zul melihat masih banyaknya masyarakat yang terjerat rentenir, khususnya untuk mendapatkan akses modal usaha dan keperluan lainnya dalam memenuhi kebutuhan ekonomi.
TPAKD Provinsi NTB terdiri dari sejumlah instansi dan lembaga keuangan seperti OJK, Bank Indonesia, Bank NTB Syariah, PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dan Masyarakar Ekonomi Syariah (MES) NTB.
Bang Zul, sapaan sang Gubernur, merasa optomistis, dengan dukungan OJK, program āMawar Emasā akan sukses, sebab OJK menjadi lokomotif di depannya.
āMawar Emasā merupakan program Pemprov NTB untuk membantu UMKM dan pedagang-pedagang kecil yang selama ini lebih nyaman dan lebih mudah meminjam ke rentenir dengan bunga tinggi. āAkibat berbunga tinggi akhirnya jadi beban yang sangat berat dan membuat lingkaran setan kemiskinan yang susah diputus,ā sebut Bang Zul dikutipĀ Mataramnews.co.id.
Gubernur menyebut mungkin program ini yang pertama di Indonesia. Sehingga, kesempatan itu harus dijadikan momentum untuk meningkatkan legasi daerah, bukan hanya di NTB, tapi menjadi contoh di Indonesia. Menurut secara ide semua orang memang bisa tapi secara praktik tak semua orang dapat melakukan.
Peluncuran Mawar Emas digelar bertepatan dengan Hari Nasional UMKM 2020. Hadir sebanyak 50 peserta Mawar Emas dan menerima pembiayaan mikro pada acara itu. Mereka hadir mewakili 417 orang dari seantero Pulau Lombok yang sudah siap menerima pencairan Mawar Emas tahap 1.
Mawar Emas diluncurkan secara resmi oleh Gubernur NTB. Turut hadiri Bupati Lombok Timur Sukiman Azmy, unsur Forkopimda Provinsi NTB dan Kabupaten Lombok Timur, Kepala OJK Provinsi NTB, Perwakilan Bank Indonesia NTB, Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah NTB, Direksi Bank NTB Syariah, Pimpinan Cabang PNM Mataram, para tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Gubernur NTB berharap, dengan Mawar Emas ini pedagang dan masyarakat kecil akan bisa difasilitasi dan didekatkan dengan institusi keuangan, seperti Bank NTB Syariah. Sehingga, mampu mendapatkan pinjaman dan memperoleh modal di Bank NTB Syariah dengan lebih mudah dan lebih nyaman, dibandingkan ke rentenir.
āMudah-mudahan dengan masyarakat kecil bisa meminjam uang dan modal ke masjid, akan membuat masjid selain sebagai pusat ibadah bisa sekaligus menjadi pusat ekonomi dan sosial,ā ujarnya berharap.
Oleh karenaĀ itu, Bang Zul mengapresiasi dan berterima kasih kepada TPAKD āMawar Emasā seperti OJK, BI, Bank NTB Syariah, PNM dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) NTB yang membuat program ini menjadi mungkin terlaksana.
Dimulai dari Lombok Timur, katanya, untuk selanjutnya menyusul di Kabupaten dan Kota se-NTB.
Sementara itu, Bupati Lombok Timur Sukiman mengatakan, saat ini rentenir sudah merasuki semua sendi kehidupan masyarakat di Lombok Timur (Lotim). Mulai dari petani, nelayan, bahkan para TKI juga tak luput dari praktik rentenir.
Sehingga, dalam sambutannya itu, Sukiman berharap besar kepada 1,2 juta penduduk Lotim, jika masyarakat bisa tersentuh program Mawar Emas, maka akan mendatangkan berkah bagi masyarakat Lotim dan akan menjalar ke Kabupaten lainnya di NTB.
Menurut Asisten III Provinsi NTB, L Syafii, Mawar Emas akan memberikan edukasi terhadap masih rendahnya pemahaman masyarakat mengenai perbankan, menyebabkan kurangnya minat masyarakat untuk mengakses modal lewat bank.
Program ini pun diharapkan memberikan pemahaman bagi masyarakat mengenai makan penting keberadaan masjid, yaitu tak cuma sebagai pusat pengembangan agama, melainkan untuk pengembangan ekonomi dan sosial kemasyarakatan pula.
Sumber : mataramnews / hidayatulloh
Editor : Dahlan Batubara