Calon Bupati Madina Drs. HM. Yusuf Nasution, M.Si dan Calon Bupati Madina Safaruddin Haji Lubis (Akong) foto bersama penuh keakraban dan bersahaja.
Dalam kurun waktu lebih 30 hari ke depan masyarakat Kabupaten Mandailing Natal akan dihadapkan pada perhelatan akbar pemilihan Kepala Daerah. Semua warga masyarakat di bumi Gordang Sambilan.
Madina tentulah mengharapkan agar proses pra dan pasca Pilkada ini berlangsung baik, lancar dan tertib. Pilkada ini diharapkan berlangsung secara damai dengan harapan hasil dari hajatan demokrasi ini meningkatkan ikatan solidaritas sosial seluruh warga Kabupaten Madina apa pun pilihan politiknya.
Hal ini sebagai ungkapan harapan kita agar siapa pun yang terpilih pada Pilkada ini memiliki wawasan pemikiran politik yang lebih dewasa bahwa ia menjadi pemimpin adalah untuk semua warga masyarakat dan tidak hanya terbatas pada kelompok yang diperkirakannya sebagai pendukungnya.
Hal yang juga tidak kalah penting adalah kesadaran untuk tidak mempertentangkan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan). Karena mempertentangkan “issue etnisitas, sektarian, primordialisme, marga, ormas, suku” dan lainnya dalam Pilkada ini adalah sangat riskan dan berbahaya bagi demokrasi, dan jelas tidaklah menguntungkan karena paradigma pemikiran dalam pendirian bangsa Indonesia adalah oleh semua, dari semua dan untuk semua.
Sementara manakala masih ada yang membeda-bedakan berdasarkan latar belakang SARA maka cara berpikir yang demikian adalah suatu cara berpikir yang set-back atau kemunduran yang luar biasa.
Mari kita tepis segala sekat perbedaan yang ada diantara kita semua, yang berpotensi untuk memicu pertentangan dan pertikaian yang ada. Marilah kita cari bentuk persamaan yang mengikat. Kita harus memiliki komitmen yang sama untuk menciptakan Pilkada yang damai, berkwalitas dan bermartabat dengan senantiasa mengedepankan tali persaudaraan, kekeluargaan, kesantunan dan etika politik.
Kita juga harus saling mengingatkan untuk tetap pada “rule of game” (aturan main), dan menghindari segala bentuk provokasi, agitasi dan black compaign. Mari kita ciptakan Pilkada yang bersih, berkualitas, berintegritas, santun, damai, dan bermartabat serta siap kalah-siap menang.
Tidak ada “lawan” dalam politik, yang ada adalah “saudara” yang berbeda pendapat. Pilihan Boleh Beda, Ukhuwah Harus Tetap Terjaga.***