PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Gordang Sambilan merupakan ensembel musik etnis terbesar kedua di dunia setelah musik tradisi lain di belahan Benua Afrika.
Itu diungkapkan Wakil Bupati Mandailing Natal (Madina), Jakfar Sukhairi Nasution dalam pidato sambutannya pada pembukaan Festival Gordang Sambilan dan Tor-Tor Mandailing di Taman Raja Batu, Panyabungan, Rabu (27/9/2017).
“Gordang sambilan merupakan ensembel musik etnis terbesar kedua di dunia setelah musik tradisi lain di belahan Benua Afrika. Irama yang dibunyikan erat kaitannya dengan sendi-sendi filosofi kebudayaan Mandailing. Berbagai permainan musik ritmis seluruhnya merupakan simbol-simbol kehidupan, apalagi dengan berbagai jenis komposisi yang kita kenal selama ini. Dengan begitu, gordang sambilan bukan sekedar ensembel bunyi saja, tetapi merupakan bagian dari fisosofi kehidupan sosial masyarakat adat Mandailing,” ujarnya.
Dia menyambut baik festival ini. Beliau mengatakan bahwa penguatan entitas kebudayaan daerah tidak bisa dilakukan sepihak saja, tetapi harus melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Karena itu pemerintah daerah Mandailing Natal membuka ruang bagi pengembangan berbagai jenis kesenian daerah.
“Gordang sambilan adalah kesenian asli kita yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai warisan budaya Mandailing Natal. Karena itu, alangkah naifnya jika kita tidak bisa melestarikan dan mengembangkannya, baik untuk lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat budaya kabupaten Mandailing Natal,” katanya.
Peliput : Dahlan Batubara