LEMBAH SORIK MARAPI (Mandailing Online) – Jenis senjata dalam kasus penembakan terhadap warga Desa Hutanamale oleh pejabat Dinas Keuangan Pemkab Madina, Gong Matua Nasution berdeda dengan pengakuan saksi mata dan saksi korban.
Sejumlah saksi mata yang dijumpai Mandailing Online di Desa Hunamale, Kamis (16/2/2017) lalu menyebutkan bahwa suara tembakan itu terdengar keras, kekuatan suara ledakan sama kerasnya dengan suara mancis yang meledak. Hanya saja mereka tak mengatahui apakah jenis pistol api atau jenis softgun, karena mereka awam tentang itu.
Peristiwa itu terjadi pada Minggu dini hari (12/2/2017) di satu warung kopi di desa yang terletak di Kecamatan Lembah Sorik Marapi kabupaten Mandailing Natal.
Adi, pemilik warung kopi tempat kejadian penembakan dan Bakri penduduk setempat saat ditanya Mandailing Online serta media lainnya, Kamis (16/2/2017) menyatakan berada di warung itu ketika kejadian penembakan terjadi.
Keduanya menyatakan suara tembakan itu terdengar keras, sekeras suara ledakan mancis gas yang meledak.
Hasbi Nasutioan warga Desa Hutanamale selaku saksi korban juga menyatakan bahwa suara tembakan dari senjata itu terdengar keras sehingga dia terloncat.
Sementara itu, Gong Matua Nasution dalam keterangannya yang dilansir media Sindo Trijaya Mandailing Natal edisi Senin 20 Pebruari 2017 menyatakan bahwa senjata yang digunakannya bukan senjata melainkan mancis berbentuk pistol.
Di media Sindo Trijaya Mandailing Natal itu Gong Matua menyatakan bahwa dia tidak mengarahkan mancis pistol itu ke arah Hasbi. Dia hanya menyalakan rokok dengan mancis pistol itu dan meletakkannya di atas meja.
Sindo “Minggu (19/2), dalam keterangan yang saya berikan kepada kepolisian, semua tudingan yang diarahkan kepada saya itu tidak benar. Pistol yang dikatakan si pelapor itu adalah mancis " bunyi pernyataan Gong Matua Nasution sebagaimana dikutip Sindo Trijaya.
Pernyataan Gong Matua ini berbeda dengan saksi mata dan saksi korban yang menyatakan bahwa justru Gong Matua menembakkan senjata ke antara kedua paha Hasbi yang saat sedang berdiri di dekat pintu warung.
Jarak antara tempat Gong Matua duduk dengan lokasi berdiri Hasbi hanya sekitar 1,5 meter ketika senjata ditembakkan ke arah Hasbi. Saat itu Hasbi berada di dekat pintu warung saat hendak beranjak keluar dari warung kopi itu.
Sedangkan tempat duduk Bakri berada di bangku panjang sekitar 2,5 meter dari bangku tempat Gong Matua duduk. Sementara Adi saat itu sedang memasak mie instan, sekitar 4 meter dari tempat duduk Gong Matua.
Kedua saksi itu menyatakan, saat itu, Gong Matua meletakkan benda menyerupai pistol ke atas meja dengan hentakan keras. Hasbi yang hendak beranjak dari warung bertanya kepada Gong, “Mancis dei sanga pistol?” (mancis kah itu atau pistol?).
Lalu Gong Matua menjawab “mancis dope temu” sambil menembakkan benda menyerupai pistol itu ke arah Hasbi.
Adi dan Bakri berkeyakinan sama bahwa pistol yang digunakan Gong Matua itu bukan mancis pistol. Sebab menurut keduanya, suara mancis hanya terdengar bunyi “tek” pada gesekan magnit di dalam ornamen mancis sebagai pemicu agar gas mancis menyala.
Tetapi, menurut keduanya, suara yang keluar bukan suara “tek” melainkan suara “paakk” seperti suara mancis yang meledak. Apalagi, di saat peristiwa itu suara televisi di warung itu masih dikalahkan oleh suara dari pistol yang ditembakkan Gong Matua.
Sejauh ini, tak diketahui apa penyebab peristwa itu, sebab Hasbi sendiri menyatakan bahwa dia dan Gong tidak memiliki permasalahan pribadi. Bahkan Hasbi dan Gong masih memiliki hubungan kekerabatan.
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Madina, AKP Hendro Sutarno kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (15/2) menyatakan telah menyita barang bukti.
"Kita sudah menyita yang diduga senjata tersebut, namun kenyataannya itu hanya mancis, walaupun begitu mancis tersebut sudah kita amankan sebagai bukti,” ujarnya.
Peliput : Dahlan Batubara/Maradotang Pulungan/Agussalim Hasibuan/Dedi Hasibuan
Sumber tambahan : Sindo Trijaya