Pandan – Dua siswi terbaik dari SMA Negeri 1 Matauli Pandan berhasil meraih beasiswa untuk belajar di Jerman. Di Jerman, mereka akan mendapatkan pendalaman kemampuan bahasa Jerman, serta tukar menukar budaya. "Dari hasil seleksi yang dilaksanakan koordinator PASCH-Goethe Institute Jerman, Ekadewi Indrawijaya, tanggal 30-31 Maret 2015 lalu, dari 20 siswa peserta seleksi sertifikat A-2 se Sumatera Utara, 2 siswi SMAN 1 Matauli Pandan berhasil meraih nilai tertinggi. Kedua siswi tersebut bernama Nur Hizzah Pulungan, kelas XI IPA-1 dan Trifena Oktavia Hutagaol, kelas XI IPA-2," kata Kepala SMA Negeri 1 Matauli Pandan, Murdianto SPd MM saat upacara bendera di lapangan upacara SMAN 1 Matauli Pandan, Senin (6/4).
Dia mengatakan, salah satu program dari Goethe Institute adalah menyelenggarakan seleksi sertifikat A-2 bagi para siswa untuk menguji kemampuan berbahasa Jerman.
"Dari hasil seleksi tersebut, dua siswi kami, Nur Hizzah dan Trifena berhasil meraih nilai tertinggi dari standar yang ditentukan pihak Goethe. Hampir setiap tahun, siswa kami berhasil untuk mendapatkan kesempatan ke Jerman," katanya.
Dikatakannya, tidak semua sekolah mendapatkan kesempatan kerjasama dengan PASCH-Goethe Institute Jerman ini. Di Sumatera saja, hanya SMA Negeri 1 Matauli dan sekolah binaan Provinsi Aceh yang mendapat bantuan dari Jerman, itupun akibat Aceh dilanda bencana tsunami tahun 2006 silam.
"Kami bersyukur atas kesempatan ini, dan tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada pihak Dinas Pendidikan dan Pemkab Tapteng yang terus-menerus mensupport program ini," katanya.
Soal kesiapan para siswa dalam menghadapi seleksi ini, ungkapnya, pihak sekolah telah menyelenggarakan program intensif bahasa Jerman yang dibimbing oleh guru-guru bahasa Jerman.
"Kami menyelenggarakan program intensif ini dalam rangka untuk memperdalam kemampuan berbahasa Jerman para siswa setiap minggunya," kata Deru Praja Wibawa S Pd, salah satu guru pembimbing Bahasa Jerman yang ikut mendampingi Murdianto.
Diterangkannya kemudian, kedua siswa tersebut akan diberangkatkan ke Jerman pada bulan Agustus-September 2015, dengan semua pembiayaan ditanggung oleh pihak PASCH Goethe Institute Jerman.
Sementara itu, Nur Hizzah Pulungan saat ditanya tentang perasaan mereka setelah berhasil meraih beasiswa dan akan segera berangkat ke Jerman, mengaku amat gembira serta tidak sabar untuk segera memijak negeri asal klub sepakbola Bayer Munchen itu.
"Saya sangat gembira dan bersyukur karena ini hasil dari belajar keras saya untuk mendapatkan beasiswa ini," kata Nur Hizzah merupakan putri asli Kelurahan Anggoli, Kecamatan Sibabangun, Tapteng yang mengaku pekerjaan orangtuanya hanya sebagai petani coklat dan ibu sebagai guru SD itu.
Begitu juga tanggapan dari Trifena Oktavia Hutagaol, siswi asal Pematang Siantar juga mengaku gembira, apalagi telah membuat bangga kedua orangtuanya yang berprofesi sebagai guru SMA di Siantar itu.