JAKARTA – Pemerintah mulai membangun jalan tol Medan-Kuala Namu sejak September tahun lalu. Ditargetkan tol ini akan rampung akhir 2014.
Namun, Direktur Jendral Bina Marga, Djoko Murjanto, ragu target itu akan tercapai. “Sepertinya tidak akan selesai tahun ini, kami masih terkendala permasalahan tanah,” kata Djoko, akhir pekan.
Djoko mengungkapkan, pembangunan yang merupakan Viability Gap Fund (VGF) dari pemerintah itu baru selesai sekitar 15 persen. Namun, jika melihat pergerakan pembebasan tanah, Djoko pesimis tol sepanjang 18 kilometer tersebut rampung pada 2014.
Jalan yang merupakan bagian dari tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi tersebut dibangun dengan biaya Rp1,507 triliun. Dananya berasal dari pinjaman China sebanyak 90 persen dan sisanya dari APBN.
Sementara itu, proses pembebasan lahan untuk tol Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi sudah mencapai 75 persen. Hal ini dikarenakan Kementerian PU telah menjalin kesepahaman dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) soal penggunaan lahan.
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) pun segera melepas dokumen tender kepada kontraktor dan konsorsium yang lolos tahap prakualifikasi tender. Konsorsium yang akan bertarung di tender pengelolaan tersebut adalah konsorsium SP Road dan PT Prabu Persada; konsorsium BUMN antara PT Jasa Marga Tbk, PT Waskita Karya Tbk; konsorsium PT Hutama Karya dan PT Bangun Cipta Sarana; serta konsorsium PT Nusantara Infrastructure Tbk dengan Egys.(viva)