PANYABUNGAN( Mandailing Online ) Petani di seberbagai Desa di Kecamatan Panyabungan, Mandailing Natal ( Madina), Sumatera Utara ( Sumut ) yang 2 tahun terakhir tidak bisa menanam padi akibat irigasi untuk mengairi sawah mereka tak mengalir mulai bernafas lega. Pemkab Mandailing Natal melalui Dinas PUPR beberapa hari ini akan menangani masalah darurat irigasi batang gadis yang tidak bisa mengairi persawahan petani sawah.
Kepala Bidang SDA Dinas PUPR Madina Rizal Efendi ST mengatakan, melakui beberapa proses tahapan prosedur, akhirnya PUPR Madina mendapat izin penanganan siphon jaringan irigasi batang gadis yang rusak sepanjang 15 meter yang melintasi aek pohon.
” izin dari BWS atau Balai Wilayah Sungai Sumatera II untuk perbaikan darurat sudah didapatkan dan proses perencanaan sudah selesai. Insya Allah dalam 2 hari ke depan PUPR akan mulai melaksnakan proses penanganan darurat perbaikan siphon jaringan irigasi batang gadis tersebut ” kata Rizal Efendi ST. Sabtu 5/8/2023.
Ia menjelaskan, karena menyangkut hajat petani sawah, Pemerintah terus berupaya ke BWS untuk mengambil tindakan darurat penanganan, sehingga petani di sejumlah Desa di Kecamatan Panyabungan bisa kembali bersawah.
Kabid SDA Dinas PUPR Madina ini merincikan, alokasi anggaran untuk perbaikan siphon jaringan irigasi batang gadis yang besmasalah ini mencapai 345 juta.
” anggaran nya sekitar 345 jutaan yang diambil dari pemeliharaan rutin bidang SDA Dinas PUPR Madina, catatannya ini penanganan sementara, karena jaringan irigasi ini sebenarnya wewenang dari Balai Wilayah Sungai Sumatera II ” kata Rizal.
Dua hari ini katanya, akan mobilisasi alat berat ke lokasi untuk membongkar jaringan irigasi yang bermasalah sekaligus memperbaiki nya.
” setelah PUPR dapat izin melakukan perbaikan, segera kita harus eksekusi, agar petani dapat kembali menanam padi pada daerah terdampak” kata Rizal.
Informasi yang diperoleh Mandailing Online sendiri, Penanganan permanen untuk tahun 2024 prioritas utama BWS untuk siphon Mandailing Natal meliputi wilayah Sihepeng, Hutapuli, Hutaraja, dan Simangambat karena tanggul sungai batang angkola yang jebol yang mengakibatkan 4000 hektar sawah berdampak.( napi/ red )