Abdul Aziz Myatt dahulu seorang yang membenci Islam. Kebencian itu kian menjadi karena ia merupakan anggota kelompok ekstrim sayap kanan. Namun, kunjungan ke Mesir mengubah jalan hidup Aziz. Alhamdulillah, atas pertolongan Allah SWT, Aziz kembali pada Islam.
“Saya memutuskan menjadi Muslim karena pikiran dan hati saya mengaku tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah,” kenang dia seperti dikutip Onislam.net, Ahad (20/10).
Ketika mulai lembaran baru sebagai Muslim, wajah optimisme terekam jelas dalam wajahnya. Awalnya, ia merasa putus asa dengan banyaknya kesalahan yang dilakukan semasa aktif berkampanye anti-Islam. Apakah ia akan diampuni atas kesalahannya itu. “Saya merasa bahagia ketika imam masjid berkata kepada saya, dengan menjadi Muslim, seseorang mulai hidup baru. Allah mengampuni dosa-dosaku,” kata dia.
Perjalanan Aziz menuju Islam dimulai ketika ia pergi ke Mesir. Di sana, ia kunjungi masjid. Lalu terdengarlah suara Adzan. Suara itu membuatnya terkesan. Tapi ia belum tahu bagaimana mengekpresikan hal tersebut. “Pengetahuanku tentang Islam begitu sedikit,” kata dia.
Selanjutnya ketertarikan itu mendorongnya untuk lebih banyak membaca literatur tentang Islam. Sedikit membaca, mulai muncul rasa kagum. Tapi ego-nya sebagai kelompok anti-Islam membuatnya mengabaikan itu. “Ada dua hal yang membuat saya abaikan itu, segala sesuatunya itu berasal dari alam,” kata dia.
Perlahan tapi pasti, pemahaman itu mulai berubah seiring interaksi Aziz dengan alam. Ia menyadari hakikat kehidupan ini pasti ada yang mengatur, tidak berjalan sendiri-sendiri. Manusia itu diciptakan untuk satu tujuan. “Saya merasa menyadari aku seperti tertipu setan. Baru kali saya benar-benar merasa rendah hati,” kenang dia.
Seketika, ia teringat Alquran yang sempat dibelinya sewaktu di Mesir. Ia mulai membacanya dengan seksama. Di Alquran, Aziz banyak menemukan logika, akal, kebenaran, wahyu, keadilan, kemanusiaan dan keindahan. Karena penasaran, ia telusuri hal itu melalui internet. “Saya begitu terpesona dengan Nabi Muhammad. Ia mewakili apa yang saya rasakan dalam hati dan pikirannya. Ia contoh yang sempurna untuk saya tiru,” kata dia.
Beberapa hari berikutnya, Aziz tak menahan diri untuk mencari informasi yang dibutuhkannya. Keraguan ia kikis habis, Keyakinan akan jalan yang akan membawanya menuju kebenaran diperkuat. Puncaknya, ia duduk berjam-jam mendengarkan rekaman adzan. “Saya telah menemukan kebenaran itu,” kata dia.
Selanjutnya, ia masuki masjid dan mengungkapkan niatan memeluk Islam. Mereka, para pengurus masjid, dengan ramah membimbing Aziz. “Saya percaya keinginan saya menjadi Muslim akan mudah. Karena saya memiliki Alquran dan telada Nabi Muhammad Saw,” kata dia. (rmol)