Ekonomi

Runding Farm dan Kampoeng Kaos Madina, Sinergi Para Penggiat Nilai Tambah (1)

Azwar Pulungan (kiri dekat kamera) Sobir Lubis (kanan dekat kamera), Wakil Ketua DPRD Sumut H. Harun Musthafa Nasution (kanan baju biru) di Lopo Kobun, Runding Farm

 

Sesungguhnya Madina membutuhkan pengusaha-pengusaha. Usahawan, pebisnis, enterpreneur. Wiraswasta.

Karena para usahawan ini memiliki peran besar menggerakkan roda perekonomian daerah di Mandailing Natal (Madina). Baik itu pengusaha berkaliber industri rumah tangga, UMKM hingga usaha berskala besar,

Dan sesungguhnya merintis usaha, menjalankan perusahaan, mengembangkan skala usaha, hingga mempertahankan usaha bukan hal mudah. Itu memiliki tingkat kesulitan yang benar-benar berat.

Oleh karena itulah para pengusaha adalah figur-figur istimewa. Sebab, ketika mereka memilih wiraswasta sebagai jalan hidup maka telah memilih berhadapan dengan jalan sulit.

Karena kesulitan-kesulitan itulah maka  dunia bisnis atau dinia usaha atau dunia swasta disebut dunia pertarungan. Hidup dan mati suatu perusahaan tergantung daya juang, daya tarung.

Tidak semua orang memiliki daya tarung dalam berbisnis. Tak banyak juga orang yang memiliki daya juang dalam berbisnis.

Jika di suatu daerah jumlah pengusahanya sedikit, maka pergerakan perekonomian relatif rendah. Semakin banyak orang yang terjun di dunia usaha maka jumlah perusahaan kian banyak, maka pergerakan ekonomi daerah menggeliat dinamis.

Jika perekonomian menggeliat maka sus sistem ekonomi seperti pergerakan bahan baku, produksi, perputaran uang, hingga lapangan kerja kian menggeliat.

Kampoeng Kaos Madina dan Runding Farm adalah dua dari beberapa usaha UMKM yang dirintis dan digerakkan oleh usahawan muda.

Jika Kampoeng Kaos Madina bergerak di bidang konveksi, maka Runding Farm berjuang di bidang agrowisata.

Meski keduanya berbeda segmen, tetapi memiliki satu sisi yang sama, yakni daya juang atau daya tarung.

Keduanya dirintis dari nol. Bergerak dari skala kecil lalu bertahap tumbuh.

Secara usia, Kampoeng Kaos Madina lebih dulu berdiri. Dirintis oleh Sobir Lubis. Berbasis di Sipolu-Polu, Panyabungan.

Runding Farm didirikan oleh Azwar Pulungan berlokasi di Desa Runding, Panyabungan Barat.

Kedua unit usaha ini dijadikan barometer bagaimana liku-liku merintis usaha di Madina, khususnya sektor manufaktur (Kampoeng Kaos Madina) dan agrowisata (Runding Farm).

Bagaimana Kampoeng Kaos Madina dan Runding Farm menjalankan usaha di daerah yang relatif belum maju perekonomiannya? Seperti apa kendala, tantangan dan peluangnya? Bagaimana mereka mensiasatinya?

Bagaimana gambaran peran keduanya menciptakan nilai tambah untuk daerah Madina serta lapangan kerja yang diciptakan? Akan dikupas di bagian 2 dan 3 artikel ini. (bersambung)

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.